TSUNAMI TANGGAL 22 JULI

Pakar astronomi Dr Thomas Djamaluddin menampik berita mengenai akan terjadinya gempa disertai tsunami pada 22 Juli 2009 di kawasan Asia Timur yang beredar melalui surat elektronik.

"Itu kan hoax alias analisis bohong. Belum ada teori dan metode sains yang dapat memperkirakan secara meyakinkan tempat dan waktu terjadinya gempa dan tsunami seperti itu," kata Peneliti Utama Astronomi-Astrofisika Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) itu di Jakarta, Kamis (23/4).

Analisis berbahasa Inggris beserta teori lengkap dengan beberapa skema berwarna yang dikirim melalui milis-milis itu mengimbau agar masyarakat di wilayah pesisir Malaysia, Indonesia, Singapura, Filipina, India, Sri Lanka, Australia, Mauritius, dan Maladewa menjauh dari pantai pada 22 Juli dan membeberkan penjelasan yang tampak ilmiah.

Djamal mengakui bahwa pada tanggal 22 Juli 2009 benar akan terjadi gerhana matahari, di mana matahari-bulan-bumi berada pada satu garis dan melintasi Asia Tenggara dan Timur, tetapi tidak ada dasar untuk prakiraan gempa dan tsunami.

"Emang sih ada dugaan kuat efek pasang surut gabungan bulan dan matahari pada saat bulan baru, termasuk saat gerhana matahari dan saat bulan purnama, termasuk gerhana bulan, yang dapat memicu terjadinya gempa," katanya.

Menurut dia, kalau benar di wilayah itu tertumpuk energi yang belum dilepaskan pada gempa-gempa sebelumnya, potensi gempa yang dipicu oleh pasang surut maksimum bulan-matahari tidak perlu menunggu 22 Juli 2009 karena setiap bulan baru dan bulan purnama punya potensi untuk memicu pelepasan energi berupa gempa.
Previous
Next Post »
1 Komentar
avatar

tunggu aja gan besok.. ^_^

Balas